Kultum Dalam Islam

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Alhamdulillāh, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang meneladani beliau hingga akhir zaman.
yang saya hormati keluarga besar trah Djuwaroh,.....
pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan materi tentang imu teknik dan keteladanan Alburuni.
Ilmu sebagai Ibadah
Allah Ta‘ālā berfirman:
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
Amman huwa qānitun ānā’a al-layli sājidan wa qā’iman yaḥdzarul-ākhirata wa yarjū raḥmata rabbih. Qul hal yastawī alladzīna ya‘lamūna walladzīna lā ya‘lamūn. Innamā yatadzdzakkaru ulul-albā
Terjemahan Indonesia:
“Apakah orang yang beribadah pada malam hari dengan sujud dan berdiri, yang takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya, (sama dengan yang tidak demikian)? Katakanlah, ‘Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sesungguhnya hanya orang-orang berakal-lah yang dapat mengambil pelajaran.
HR. Muslim.
مَن سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الجَنَّةِ.
Man salaka ṭarīqan yaltamisu fīhi ‘ilman, sahhala-llāhu lahu bihi ṭarīqan ilā al-jannah.
Terjemahan
“Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”
monggo kita menonton video tentang Al buruni
nanti setelah ini akan ada dooprize
https://www.youtube.com/watch?v=kRXvhTW86nk
atau bisa klik Video Al Buruni
Al Buruni terkenal karena:
Mengukur jari-jari Bumi dengan metode rekayasa sederhana namun brilian: mengamati sudut tenggelamnya cakrawala dari puncak bukit, lalu menghitung radius Bumi dari perbandingan tinggi bukit dan sudut pandang.
Menentukan arah kiblat dan koordinat kota-kota dengan teknik trigonometri dan instrumen ukur.
Mengukur densitas bahan menggunakan prinsip hidrostatik (timbanan air)—ini dekat dengan material engineering.
Berinteraksi lintas budaya (mis. meneliti India dalam Taḥqīq mā li-l-Hind)—sikap ilmiah yang terbuka namun kritis.
Nilai-Nilai Teknik yang Diteladankan Al-Bīrūnī
Akurasi & Standarisasi (al-mīzān).
Teknik tanpa ukuran adalah spekulasi. Al-Bīrūnī mengajarkan ukur dulu, baru simpulkan. Ini selaras dengan mizan dalam QS. Ar-Raḥmān. Bagi engineer: kalibrasi alat, verifikasi data, tolerance dan safety factor itu amanah.
Metodologi & Eksperimen.
Ia memadukan observasi, model matematika, dan verifikasi. Dalam proyek teknik, ini sama dengan perencanaan—simulasi—uji—iterasi. Ingat sabda Nabi ﷺ tentang iḥsān: targetkan mutu terbaik, bukan sekadar selesai.
Manfaat untuk Umat (maṣlaḥah).
Penentuan kiblat, peta, dan waktu ibadah adalah rekayasa pengetahuan untuk kemaslahatan. Maka rancangan jembatan, sistem air bersih, energi terbarukan, pengelolaan sampah—semua adalah ladang pahala bila diniatkan khidmah untuk manusia dan alam.
Etika dan Kejujuran Data (amānah).
Engineer itu penjaga fakta teknis: spesifikasi, beban izin, hasil uji. Manipulasi data berarti mengkhianati amanah. “Sempurnakan takaran dan timbangan dengan adil.”. Ini engineering ethics yang Qur’ani.
Keterbukaan Lintas Disiplin & Budaya.
Al-Bīrūnī membaca, berdialog, lalu menyaring ilmu. Engineer hari ini perlu lintas ilmu: mekanik bertemu data, lingkungan, ekonomi, bahkan sosial. Ini bukan kompromi, melainkan hikmah: “Ambillah yang paling bermanfaat.”
sebelum penutup ada pertanyaaan untuk mendapatkan door prize
1. berapa selihir jari2 bumi hasil Al-Bīrūnī terhadap nilai modern? dalam % dan dalam mil?
2. sebutukan 7 bahasa yang dikuasai Al-Bīrūnī adan apa fungsinya
akhirnya dari Saya terima kasih
semoga yang saya sampaikan bermanfaat dan menambah wawasan
semoga keluarga trah ini semakin maju dan menghasilkan ilmuwan dunia.
akhir kata ada kurangnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya
وَٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ