Kotoran Kambing Bisa Diolah Jadi Apa? Yuk, Simak! - MadaniTec

Artikel Detail

Kotoran Kambing Bisa Diolah Jadi Apa? Yuk, Simak!

Kotoran Kambing Bisa Diolah Jadi Apa? Yuk, Simak!

Sumber: MabelAmber/Pixabay

Kotoran kambing atau bisa disebut kohe bukanlah sesuatu yang tidak berharga. Asal tahu cara mengolahnya, aset dari hewan tersebut bernilai positif bagi lingkungan, loh.

Sering dianggap sebagai limbah, ternyata ada unsur hara pada kohe yang memberikan manfaat bagi tanaman.

Nah, sebenarnya, kohe kambing bisa dibuat menjadi apa saja, sih? Bagaimana pengolahannya? Mari, baca pembahasan penulis hingga tuntas.


Kotoran Kambing Dapat Diolah Jadi Apa?

Bukan rahasia lagi bahwa kotoran hewan memang mempunyai bau yang tidak sedap sehingga mengganggu lingkungan di sekitar kita.

Akan tetapi, di balik aromanya yang tidak mengenakan, kotoran kambing bisa menjadi pupuk organik. Tidak hanya itu, tanah di sekitarnya pun menggembur dengan adanya hal tersebut.

Oh, iya, unsur hara pada pupuk organik yang berasal dari kotoran mengandung makro dan mikro.

Makro dan mikro ini, antara lain kalium, fosfor, kalsium, dan nitrogen. Jika membuatnya menjadi pupuk organik, Anda sudah menekan biaya pupuk biaya pupuk kimia. Artinya, Anda bisa mengurangi pembelian pupuk yang tidak alami.


Cara Membuat Pupuk dari Kotoran Kambing

Sebelum mengolahnya menjadi pupuk organik, siapkan kotoran binatang kambing, kapur pertanian, abu, dan botol dekomposer.

Jangan lupa siapkan cangkul, alas, dan ember. Ikuti cara-cara di bawah ini apabila semua sudah disiapkan.

1. Cari Tempat Dahulu

Langkah kesatu, cari tempat yang sekiranya tidak tergenang air sewaktu hujan tiba. Tempat seperti ini penting diperhatikan.

Pengomposan sendiri membutuhkan tanah yang kering dan sebisa mungkin tidak ada air hujan yang mencampuri.

Soalnya, mikroorganisme yang mengurai bisa kesusahan bekerja apabila terlalu basah. Pupuk yang Anda hasilkan berpotensi gagal dan menimbulkan aroma yang tidak sedap.


2. Penyusunan dan Pencampuran

Cara selanjutnya dalam membuat pupuk dari kotoran kambing adalah mencampur bahan-bahan tadi.

Ada langkah supaya pencampuran jadi mudah, loh, yakni mencampur semua sampai merata, bahan-bahannya disusun secara berlapis.

Metode ini membantu meratakan campuran komponen dengan proporsi seimbang. Sumber utama nitrogen, ya, tentu saja kotoran domba yang sudah Anda kumpulkan.

Kapur pertanian untuk menetralkan keasaman sekaligus mengurangi aroma tidak enak dari kotoran. Supaya penguraian cepat, gunakan larutan dekomposer.

Proses melapisi dapat Anda mulai dari kohe di bagian bawah, kemudian taburi kapur serta abu, lantas semprot dengan larutan dekomposer. Ulangi langkah-langkahnya hingga semua bahan tidak tersisa.

Setelah itu, duk perlahan hingga rata. Pastikan kelembaban campuran tidak terlalu basah ataupun kering.

Idealnya seperti spons yang diperas. Kondisi ini penting agar mikroorganisme pengurai dapat bekerja dengan maksimal dalam proses fermentasi.


3. Melakukan Fermentasi

Setelah menyelesaikan penyusunan dan pencampuran bahan-bahan, sekarang Anda bisa melakukan fermentasi. Biasanya berkisar 2–4 pekan. Semua tergantung dari suhu dan kelembapan.

Fermentasi atau proses mengompos bisa dilakukan dengan cara menumpuk bahan di atas tanah. Bentuknya boleh gundukkan atau dimasukkan ke ember komposter sederhana.

Supaya suhu tetap terjaga, tutup tumpukan dengan terpal. Anda jangan melewatkan proses ini, kenapa? Karena mikroorganisme mulai mengurai bahan organik jadi pupuk matang di sini.


4. Pembalikan Bahan

Oh, iya, jangan lupa membolak-balikan tumpukan bahan selama fermentasi berlangsung, ya, kira-kira setiap 5 hingga 7 hari sekali.

Bukan tanpa tujuan, pembalikan bahan dilakukan untuk memastikan oksigen tetap ada dalam tumpukan.

Pembalikan juga membantu menjaga suhu tidak terlalu panas di bagian tengah dan mempercepat dekomposisi secara merata.

Pakai cangkul Anda untuk membalik tanah. Hati-hati saat melakukannya. Jangan sampai tekstrur dan kelembapan tidak seimbang.

Tambahkan abu atau rumput kering apabila Anda mencium bau menyengat dari kotoran hewan tersebut ketika membalikan tumpukan bahan.


5. Cek Kematangan

Anda bisa memeriksa kematangan setelah fermentasi selama 2 hingga 4 minggu. Pupuk matang kalau warnanya berubah kehitaman, teksturnya gembur, dan tiada bau menusuk.

Selain itu, tanda bahwa pupuk berhasil adalah suhu tumpukan yang telah menurun. Apabila semua terpenuhi, pupuk organik siap Anda pakai.

Zaman sekarang, menggiling kotoran bisa menggunakan mesin. Jadi, Anda tidak perlu sakit kepala ketika ingin membuat pupuk.

Mesin giling kotoran kambing bisa Anda dapatkan dan memudahkan pengerjaan dalam mengolahnya menjadi pupuk. 

Apakah Anda tertarik? Hubungi 081215778768 agar memperoleh informasi yang detail dan melakukan pemesanan produk dari kami.

Related News

Air Yang Mengandung Zat Besi (Fe) Tinggi

Air Yang Mengandung Zat Besi (Fe) Tinggi

April 20, 2019
Air yang kita gunakan sehari-hari baik untuk keperluan mandi, mencuci atau MCK haruslah memenuhi standar baku mutu air bersih. Air sumur yang bersih a...
Bisnis Yang Tak Pernah Sepi Pembeli

Bisnis Yang Tak Pernah Sepi Pembeli

July 11, 2020
    Siapa yang belum pernah mengkonsumsi tahu? Tahu adalah hasil dari endapan kacang kedelai yang di rendam selama 3-4 jam. Tahu...
Produk Jahe Naik Daun Saat Korona

Produk Jahe Naik Daun Saat Korona

March 24, 2020
Produk Jae naik daun ditengah corona   Kita mungkin sudah tau dengan minuman tradisional yang berbahan baku jae, temu lawak, kunir asem,ber...