Berbagai Penyakit Sapi Potong , Lengkap Dengan Pencegahannya
Ilustrasi lembu yang terkena penyakit sapi. (Sumber: Muhammad_Taruf/Pixabay)
Sapi potong adalah jenis sapi yang dirawat secara khusus untuk dimanfaatkan dagingnya. Makanya, jangan sampai hewan-hewan ternak Anda terkena penyakit sapi potong demi menjaga kualitas isinya.
Berbagai penyakit dapat menyerang sapi potong dan berdampak pada penurunan kualitas daging, pertumbuhannya, serta usaha ternak sapi milik peternak.
Oleh sebab itu, peternak perlu memahami nama-nama penyakit yang umum terjadi dan pencegahannya agar produktivitas ternak tetap terjaga dengan baik. Simak informasinya di bawah!
Penyakit Sapi Potong yang Sering Terjadi
Selayaknya manusia, sapi pun termasuk makhluk hidup yang rentan kena penyakit, baik dari bakteri, virus, maupun parasit.
Hal yang harus Anda tahu juga, penyakit lembu jenis potong berbeda dengan perah. Inilah penyakit-penyakit yang sering kali muncul pada sapi potong.
1. Jembrana
jembrana adalah nama penyakit yang sifatnya menular akut. Walau demikian, penyakit ini hanya menyerang sapi Bali. Wabah jembrana pertama kali terjadi pada 1964–1967.
Umumnya, sapi yang sudah diinfeksi berusia lebih dari satu tahun, kebanyakan menginjak usia 4 hingga 6 tahun. Salah satu ciri dari penyakit jembaran adalah keringat dengan darah yang muncul selama 2 hingga 3 hari.
Keringat darah tersebut bisa muncul di perut, skrotum, dan punggung, dan panggul. Sementara itu, tanda-tanda sapi kena penyakit ini, yaitu menurunnya nafsu makan, mengalami demam, lesu, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Cara Merawat sapi Agar Sehat Dan Cepat Besar
Cara mencegah penyakit jembrana
- Mengarantina sapi, memantau kesehatannya selama 2 minggu.
- Bersihkan dan desinfeksi kandang setiap hari selama karantina berlangsung, jangan lupa semprotkan desinfektan secara rutin setiap 3 hari.
- Berikan pakan ternak bernutrisi, seperti rumput gajah dan daun waru.
- Memisahkan sapi yang menunjukan gejala dan tidak.
- Memberikan vitamin/suplemen pada sapi.
2. Penyakit Mulut dan Kuku
Penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah penyakit sapi yang menular, cukup serius, dan disebabkan oleh virus Aphthovirus, yang dapat menyerang sapi potong.
Virus PMK mampu bertahan di pakan, air, maupun permukaan lingkungan hingga sekitar satu bulan, tergantung suhu dan kondisi tanah.
Selain itu, virus ini juga dapat bertahan dalam jaringan hewan hidup serta tersebar melalui napas, air liur, urin, dan ekskresi lainnya dari ternak yang terinfeksi.
Sapi yang terjangkit virus ini biasanya menunjukkan gejala berupa demam, peningkatan produksi air liur, dan cenderung malas bergerak.
Penyakit ini juga menimbulkan lepuh berisi cairan pada beberapa lokasi, seperti bibir, lidah, dan mulut–bisa pecah dan membentuk borok menyakitkan.
Pencegahan PMK pada sapi potong
- Membatasi pergerakan hewan ternak satu ini dan mengawasinya secara berkala.
- Membersihkan kandang, peralatan ternak, dan kendaraan yang bisa saja terkontaminasi.
- Menghilangkan hewan pengerat untuk mencegah penyebaran virus.
- Menjalani vaksinasi yang sesuai.
3. Cacingan
Penyakit sapi yang berikutnya adalah cacingan, infeksi parasit yang mengganggu pencernaan, ulu hati, atau paru-paru–dapat menimbulkan penurunan nafsu makan, diare, hingga anemia.
Jenis cacing yang bisa mengganggu sapi ada banyak, di antaranya paru-paru, pita, dan hati. Penyakit cacingan punya banyak gejala, misalnya:
- Tubuh sapi tampak kurus sekalipun makan banyak.
- Matanya sayu dan cekung
- Mengalami diare yang kadang kala disertai darah.
- Nafasnya berjalan cepat/tidak teratur.
Cara mencegah cacingan
- Cacing hati: Hilangkan bekicot dan siput di peternakan serta basmi larva cacing supaya pakan dan air minumnya tidak terkontaminasi mikroba.
- Cacing perut: Kurangi aktivitas dengan sapi di kandang, pastikan makanannya bersih, dan berikan obat cacing sesuai jadwal.
- Cacing paru-paru: Menyediakan air minum, tidak menggunakan sembarangan pupuk kandang, dan memberikan rumput/makanan lain yang layak.
4. Lumpy Skin Disease (LSD)
Penyakit kulit yang bernama Lumpy Skin Disease (LSD) menjadi infeksi pada sapi yang disebabkan virus Lumpy Skin Disease. Virus ini pertama kali ditemukan di Afrika (1929).
Sapi yang terinfeksi penyakit kulit ini biasanya mengalami tanda-tanda: benjolan kulit di leher, kepala, ekor, dan kaki; ingusan; demam; mata berair; dan lesu.
Penyakit LSD ini menular dalam waktu yang cukup cepat. Jika sudah parah, Lumpy Skin Disease bisa menyebabkan infertilitas, keguguran, hingga pneumonia.
Cara mencegah penyakit LSD
- Menjalani karantina yang ketat agar sapi terawasi dengan baik.
- Memberikan obat agar imun sapi terjaga.
- Memusnahkan hewan yang terinfeksi.
Baca Juga: Pentingnya Mesin Pencacah Rumput Untuk Peternak Sapi Dan Kambing
5. Penyakit Pneumonia (Radang Paru-Paru)
Penyakit sapi terakhir yang bisa menyerang sapi potong adalah Pneumonia (radang paru-paru) bisa menyerang pernapasan sapi dan sistemnya. Kasus ini kerap terjadi pada sapi Bali yang sering dikirim lewat jalur laut.
Penyebab pneumonia sendiri adalah lebih dari satu bakteri. Bakteri-bakteri tersebut, yaitu Pasteurella multocida, Streptococcus, dan sebagainya. Sapi yang kena radang paru-paru akan kesulitan bernapas, ingusan, dan nafsu makan menurun.
Cara mencegah pneumonia pada sapi
- Memberikan vaksin dan vitamin agar daya tahan tubuh sapi semakin kuat.
- Memberikan makan yang bergizi.
- Menjalani vaksin sesuai anjuran dokter.
Demikian informasi mengenai serangkaian penyakit sapi yang tidak bisa disepelekan, terutama bagi para pembudidaya sapi-sapi potong.
Jika sapi Anda mengalami gejala, pergilah ke dokter/pihak yang bersangkutan. Namun, ketika Anda butuh mesin untuk mengolah pakan sapi, seperti pencacah dan mesin press, hubungi Madanitec!
Madanitec selalu siap membantu! Konsultasikan mesin pilihan Anda segera. Telepon 081215778768, dapatkan informasi lengkap serta penawaran menarik dari kami!